Senin, 30 November 2015

Lirik Lagu Buddhis: Terima Kasih Mama

Tiada kasih sayang melebihi kasihmu
Tiada ketulusan melebihi tulusmu
Walau hati gundah namun kau selalu tersenyum

Kasihmu yang suci bagai Dhamma sang Buddha
Membimbing ananda agar jujur melangkah
Kau beri yang manis kau telan semua yang pahit

T'rima kasih mamaku yang tersayang belahan jiwaku
S'ribu kata pun tak dapat melukiskan kasihmu

Dengan laguku ini ingin mengungkapka
Betapa ku sayang padamu.

Cerita Buddhis: Kisah Pangeran Dhammapala

   Dahulu kala hiduplah seorang raja bernama Maha Pratapa. Permaisurinya bernama Chandra Dewi. Mereka mempunyai seorang putra yang tampan dan menawan bernama Dhammapala. Ia adalah seorang bodhisattva. Orang-orang sangat gembira dengan kelahiran pangeran nan tampan ini. Rajapun bahagia sekali, tetapi ia adalah seorang ayah yang sombong dan pecemburu. Kejahatannya sungguh keterlaluan.
   Pada suatu hari permaisuri tengah menimang pangeran di pangkuannya. Kebetulan raja sedang lewat. Karena sedang memangku anaknya, biarpun melihat raja lewat, permaisuri tidak berdiri. Melihat sikap yang menurutnya tidak sopan itu, raja menjadi tersinggung. Dia berpikir bahwa ia telah dihina. Dengan gusar, ia kembali ke lantai atatas istananya dan memanggil algojo. Dengan mengenakan jubah merah dan kapak di tangan, segeralah algojo datang menghadap dan berdiri di hadapan raja menunggu perintah.
   "Musuhku di dalam istana ini adalah si kecil Dhammapala. Seret dia ke sini pada kakinya,"perintah raja dengan murka. Kemudian algojo pergi ke permaisuri, meminta ampunannya, laku mencengkeram kaki pangeran dan menyeretnya di atas tanah. Dengan penuh kesedihan sang ibu datang, menangis dan memohon raja untuk menghukumnya dan bukannya anak yang tak bersalah ini.
  Kemauan raja tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kemarahan dan kecemburuan telah menguasai dirinya. Ia menitahkan algojo untuk memotong tangan dan kaki si kecil Dhammapala. Dengan tanpa belas kasih, algojo pun memotong anggota badan si pangeran kecil. Ibu yang penuh dengan kasih sayang itu memeluk tubuh anaknya yang mengenaskan itu dan berkata,"Yang mulia, kasih seorang ibu kepada anaknya sangatlah dalam. Perkenankanlah aku memiliki tubuh anakku yang buntung ini."
   Raja yang berhati batu itu tidak juga tergerak oleh kata-kata lembut seperti itu,"Bawa anak ini ke perempatan jalan dan penggal kepalanya, tusuk jantungnya dengan pedang, cincang dagingnya.dan buang ke empat arah," begitulah perintah keji sang ayah yang tak berhati itu.
   Si kecil Dhammapala baru berumur tujuh bulan. Meskipun ia masih menyusu, tapi Dhammapala adalah anak yang sangat matang. Dia adalah calon buddha. Dia tidak menyimpan kebencian dalam hatinya yang lembut, dan justru sebaliknya memancarkan pikiran cinta kasihnya kepada semua makhluk. Ia berpikir:"Dhammapala, ini adalah kesempatan emas bagimu untuk mempraktikkan cinta kasihmu. Di depanmu adalah ayahmu yang telah memerintahkan untuk membunuhmu dengan keji. Di sampingmu adalah algojo yang akan membunuhmu. Di sisi lain adalah ibumu yang berduka dengan hatinya yang hancur. Di tengah adalah dirimu sendiri yang malang. Sudah pasti peserta didik mencintai ibumu, tetapi cintamu terhadap ayahmu harus lha lebih besar. ibumu tercinta menangis demi keselamatan mu, tapi ayahmu lah yang telah memberimu kesempatan emas untuk berlatih kesabaran dan cinta kasih. Pancarkan cinta kasihmu kepada mereka semua secara merata,"Semoga tidak kemalangan menima ayahku. Semoga ia tidak menderita apapun!Semoga ia terbebas dari segla penyakit! Semoga ia senantiasa sehat dan berbahagia! Semoga aku dengan kekuatan kebajikan ini, menjadi Buddha pada masa yang akan datang!"
   Dhammapala yang berpikiran mulia akhirnya dibunuh. Akan tetapi cinta kasihnya yang tak terbatas tetap berjaya.

Minggu, 29 November 2015

Lirik Lagu Buddhis: Sangha

Hidup penuh kasih
Hidup penuh arti
Kehidupan yang dijalani

Hidup penuh cinta
Hidup penuh makna
Kehidupan siswa utama

Reff:
Sangha..
Para arya nan bijaksana
Engkau warisi sucinya dhamma nan mulia

Sangha...
Siswa sejati guru buddha
Engkau teladan hidup di dunia

Hidup tanpa iri
Hidup tanpa benci
Kehidupan yang di lalui

Hidup tanpa noda
Hidup tanpa cela
Kehidupan siswa sang buddha

Cerpen: Bayangan

  Pagi ini seperti biasanya, gadis itu berjalan. Berjalan menuju sekolah nya. Berjalan dengan senang. Sampai kemudian...
Ciitt...
  Semua orang mengerubungi nya. Berusaha menolong. Dengan senyum yang manis, gadis itu bangkit dari jatuh nya.
   Ia pun melanjutkan jalan nya. Dan akhir nya ia sampai...
   Dengan senang, ia melangkah menuju kelas dan menyapa semua orang yang ada di sana.
   Tapi, kenapa? Kenapa tidak ada yang membalas nya? Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing. Mereka tidak biasa nya seperti ini.
   Semua orang mengacuhkan nya. Seakan-akan ia tidak pernah ada di sini. Di tempat ini.
   Kebingungan nya semakin menjadi. Seorang berlari menuju kelas dan.. Menembus tubuh nya. 
   Ada apa ini? Seharus nya kami bertabrakan. Ia terus dilanda rasa bingung, sampai semua nya terjawab...
   Murid itu mengatakan seorang yang mereka kenal tewas karena tertabrak mobil. Iya, itu diri nya. Sontak semua orang keluar meninggalkan nya yang masih tidak percaya dengan kenyataan.
   Ini adalah akhir nya. Akhir dari kehidupan nya. Sekarang tidak ada lagi yang tersisa...
Hanya ban

Lirik lagu: Bendera

Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi s'lalu ku coba tuk menghangatkan mu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi s'lalu ku coba tuk melindungi mu

Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tapi s'lalu ku coba tuk mengharumkan mu
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi s'lalu ku coba tuk mengindahkan mu

Ku pertahankan demi kehormatan bangsa
Ku pertahankan
Demi tumpah darah..
Semua pahlawan-pahlawan ku

Reff:
Merah putih terus lha kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi
Di indonesia ku ini

Merah putih terus lha kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi
Di indonesia ku ini

Merah putih terus lha kau berkibar
Ku akan selalu menjaga mu

Lirik Lagu Buddhis: Terimalah Karmamu

Di kala daku tertimpa derita
Daku teringat ajaran sang buddha
Guru sang Buddha mengajarkan kita
Semesta alam diliputi sukha dukha

Sedih dan girang hina dan mulia
Untung dan rugi miskin serta kaya
Dipuji-puji maupun dicela
Demikian lha segi-segi kehidupan

Marilah kita wahai kawan-kawan
Apa yang datang disesalkan jangan
Itulah hasil perbuatan kita
Karma namanya harus kita menerima

Lirik Lagu Buddhis: Sang Bhagava

Sudah kah kita menemukan
Yang kita cari di dunia
Harus nya kita menyadari
Dia lha... Sang bhagava

Ajaran mulia sang bhagava
Lentera hidup di dunia..
Penuntun jalan ke nirvana
Pujilah dia sang bhagava

Harus nya kita dapat mengerti
Hidup di dunia
Bukan lha mimpi

Reff:
Bersujud kita pada sang bhagava
Yang maha suci.. Yang maha mulia..
Berlindung kepada nya
Pasti tak akan goyah
Arungi dunia...